MEJURAG KALESAN DI DESA ABABI
Pelaksanaan keagamaan yang sangat unik Nyepi
bagi umat Hindu khusunya di Bali, umumnya dilaksanakan hanya sekali
yaitu sehari penuh selama 24 jam dalam setahun. Tetapi ada yang lebih
unik lagi di wilayah ujung timur pulau Bali tepatnya di sebuah desa
bernama Ababi, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. Pelaksanaan Nyepi di wilayah desa tersebut malah berlangsung lebih dari sekali, sampai tiga kali dalam setahun. Lokasi
Desa Ababi berada disebelah utara objek wisata Taman Tirta Gangga,
sekitar 15 km dari kota Amlapura menuju arah utara jalan menuju Kota
Singaraja. Mengapa dan bagaimana hari Nyepi ala Desa Ababi?
Pelaksanaan Nyepi nasional bagi seluruh umat Hindu di Indonesia dilaksanakan pada pergantian tahun Baru Icaka setiap tahun sekali setiap bulan Maret/April. Umat Hindu selama 24 jam penuh melaksanakan brata penyepian.
Umat Hindu tidak diperkenankan/larangan melakukan empat jenis
kegiatan/aktivitas yang biasanya dilakukannya sehari-hari. Empat jenis
larangan kegiatan/aktivitas tersebut meliputi: Amati Geni (tidak menyalakan api/lampu dan tidak boleh mengobarkan hawa nafsu); Amati Karya (tidak melakukan kegiatan/kerja pisik, melainkan tekun melakukan penyucian rohani; Amati Lelungan (tidak bepergian kemana-mana, melainkan senantiasa mulat sarira/atau
mawas diri di rumah serta melakukan pemusatan pikiran bhakti kehadapan
kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) dalam berbagai
manifestasinya dan Amati Lelungan (tidak mengadakan hiburan/rekreasi atau bersenang-bersenang lainnya). Pada saat Hari Nyepi itulah umat Hindu telah memasuki tahun baru Icaka.
Tiga Kali Melaksanakan Nyepi
Dua hari Nyepi tambahan lagi yang wajib dilaksanakannya oleh warga Ababi adalah Nyepi Purusa dan Nyepi Luh. Purusa sinonim dari laki dan Luh berarti perempuan. Pelaksanaan kedua Nyepi Purusa dan Nyepi Luh juga berlangsung setiap tahun sekali, tetapi waktu pelaksanaannya berbeda. Pelaksanaan Nyepi Purusa dan Nyepi Luh mendahului dengan hari Nyepi dalam pergantian tahun baru Icaka. Demikian halnya pelaksanaan antara Nyepi Luh dan Nyepi Muani waktunya berbeda. Nyepi Luh dilaksanakan pada hari kajeng tilem sasih kapitu (bulan mati ketujuh perhitungan Bali) terkait dengan digelarnya upacara agama piodalan di Pura Kedaton Desa Adat Ababi, sedangkan hari Nyepi Muani dilaksanakan dalam tempo waktu sebulannya lagi tepatnya pada hari tilem sasih kaulu (bulan mati kedelapan perhitungan Bali).
Tidak Boleh Bekerja
Pelaksanaan hari Nyepi Luh baru di berlakukan keesokan harinya setelah puncak upacara piodalan di Pura Kedaton Desa Ababi. Pelaksanaan Nyepi hanya diberlakukan kepada kaum wanitanya saja semua golongan umur. Kaum wanitanya wajib melakukan brata penyepian (larangan–larangan) tetapi tidak diberlakukan seperti larangan Nyepi pada umumnya di Bali, hanya dilaksankan amati karya
saja yaitu: tidak boleh bekerja baik itu keperluan ekonomi atau kerja
sehari–hari dirumah, tidak berpergian diluar wilayah desa dan dilarang
mengendarai kendaraan bermotor. Larangan tersebut hanya berlaku sehari
(24 jam) sama seperti Nyepi pergantian tahun Icaka,
dimulai pada pagi hari saat mata hari mulai terbit sampai keesokan
harinya saat matahari mulai terbit kembali sekitar pukul 06.00.
Pelaksanaan Nyepi ditandai dengan suara kulkul (kentongan) desa dan sembahyang bersama di Pura Kedaton.
Saat
itu bagi kaum wanita warga Desa Adat Ababi yang baru menempuh mahligai
rumah tangga, bertempat di Pura tersebut mereka langsung dikukuhkan
oleh pengurus desa adat sebagai krama pengarep (anggota utama) baru Desa Adat Ababi.
Berbeda dengan Nyepi Luh, Nyepi Muani dilaksanakan terkait dengan digelarnya upacara agama Usaba di Pura Dalem. Pelaksanaan Brata (larangan) Nyepi Muani sama seperti Nyepi Luh, hanya Nyepi ini berlaku bagi kaum prianya saja dari semua golongan umur. Mereka melakukan brata penyepian sehari setelah puncak upacara di Pura Dalem, dan setelah melaksanakan persembahyangan bersama di Pura tersebut.
Mengenai sangsi hukum bagi masyarakat yang melakukann pelanggaran brata penyepian, menurut Drs. I Made Adnyana tokoh masyarakat Ababi yang ditemui penulis, sampai saat ini belum ada sangsi hukumanya yang tertuang dalam awig–awig (peraturan desa), karena memang belum pernah ada yang melanggar, kalaupun ada masyarakat yang terbukti melanggar hanyalah kena sangsi sosial saja.
Masyarakat Desa Adat Ababi dalam mengapresiasikan brata penyepian
diekpresikan dalam berbagai cara kegiatan sesuai dengan ajaran agama
Hindu dan tradisi, Berdiam diri masing-masing di rumah merenung
mengintropeksi diri apa yang pernah dilakukan sebelumnya yang perlu
diperbaiki untuk masa depan yang lebih baik lagi. Sehari setelah Nyepi
aktivitas upacara di masing–masing Pura Kedaton dan Pura Dalem juga
berakhir. Waktu tersebut digunakan oleh Warga Desa Ababi saling
mengunjungi antar keluarga/kerabat untuk mempererat tali persaudaraan. http://komangpasekantara.blogspot.co.id
enulis, pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Kab. Karangasem
Oleh: I Komang Pasek Antara
1 komentar:
best youtube channel for vimeo slots, free slots games and more
Discover the best youtube channel for vimeo slots, free slots games and more. Learn about the advantages of mp3 juice playing live casino games on the go.
Posting Komentar