Kamis, 18 Januari 2018

Contoh cerpen


Cinta Terhalang Kasta Haus dengan Pendidikan.

Gadis terkadang tersenyum. Terlihat ekspresi bahagia diraut wajahnya. Gadis, wanita yang cantik yang tinggal di kampungnya, dia hidup sebatang kara denga ibunya.  Kecantikan gadis sudah tidak asing lagi di kampungnya, kerajinan gadis membantu ibunya di sawah memang kegiatan setiap hari Gadis.
Memang Gadis menjadi gadis yang yang telah berhasil membanggakan orang tuanya, anehnya Gadis merasa sedih oleh pendidikannya. Ketika hari mulai berganti ,Gadis berangkat ke ladang sawahnya yang di garap oleh ibu dan Gadis, di sana Gadis merasa kepedihan di hatinya bertambah ketika melihat teman-teman sebayanya menggunakan seragam putih abu yang membungkus badannya, namun Gadis berusaha menyembunyikan kepedihannya dari ibunya.
Gumpalan gumpalan awan hanya terlihat melintas di atas ladang Gadis, hari menandakan akan turun hujan, Gadis dan ibunya bergegas untuk pulang.
Hari terus berlalu dengan problematika hidup yang di alami Gadis.
Sebagai orang yang meridukan bangku sekolah, Gadis berusaha belajar dari pengalamnnya, akan tetapi Gadis tidak bisa menyembunyikan keinginannya untuk menempuh seragam putih abu, Gadis pun mencritakan ke ibunya di sela-sela menggarap ladang sawahnya
“ibu, Gadis sebenarnya sudah dari lama menyembunyikan cita-cita Gadis”
“iya anakku, Gadis mau mencritakan apa ke ibu”
“ibu, Gadis sangat ingin melanjutkan pendidikan ke seragam putih abu
Jika itu permintaan Gadis, ibu tidak bisa mengabulkannya Gadis, Gadis sudah tahu keadaan ekonomi kita, namun ibu bisa berpesan kepada Gadis”
“iya ibu”
“anakku engkau sudah membantu ibu di sawah menggarap tanaman padi ini, lihat Gadis tanaman padi kita sudah menguning, itu tandanya sudah mau panen”
“iya Gadis tahu itu ibu”,raut wajah sedih
“ya, namun kebanyakan orang menganggap semua sperti itu, namun sebenarnya di balik tanaman padi yang sudah menguning itu ada sebuah pengajaran, lihatlah tanaman padi ada yang merunduk ada yang tegak, sebenarnya semakin buah padi berisi dia akan merunduk, begitu juga sebaliknya jika buah padi tidak berisi maka dia akan tetap tegak, jika kita samakan dengan manusia sekarang, manusia yang semakin ber ilmu dia akan berjalan merunduk, begitu juga sebaliknya anakku’
“kenapa begitu ibu?”
“itulah problematika hidup anakku, karena orang yang berjalan merunduk mau melihat orang yang berada di bawahnya, sedangkan orang yang tidak ber ilmu dia akan berjalan tegap namun tidak mau melihat yang di bawahnya.”
Gadis merasa bahagia mendengar nasihat ibunya, Gadis mendapatkan pelajaran dari kegiatan setiap harinya.
Di pagi hari yang cerah, Gadis berangkat ke ladangnya, Gadis tak menduga akan berjumpa seorang lelaki, ia pun dengan berani menyapa lelaki itu dengan senyuman. Hai kamu yang ada di sebelah sana”ujar lelakai itu.
Dengan bangganya lelaki itu berkata siapa namamu gadis.
“nama aku yang kamu sebutkan”sahut Gadis
“siapakah kamu, apakah kamu gadis” ujar lelaki itu
“iya nama aku Gadis, kamu orang asing kan?’ tanya Gadis
“iya aku pendatang baru di kampung ini, nama aku Gusti “.
Sapa salam terjadi di anatara mereka berdua, hari terus berlalu yang dialami Gadis dengan Gusti
Gusti merasa senang bertemu dengan seorang gadis yang begitu rajin, anehnya Gusti merasa hatinya terpikat kepada gadis yang di jumpainya setiap pergi ke ladang, akan tetapi Gusti ingin menggungkapakan semua kejadian ke ajiknya
Begitu pula dengan Gadis, terlihat raut wajah bahagia terlintas di wajah Gadis ingin sekali mengungkapakan rasa hatinya ke pada ibunya. Problematika hidup terus berlalu.
Hari itu pun terjadi, Gusti mempunyai kesempatan untuk mengenalkan Gadis ke Ajiknya, di benak Gusti terlintas “inikah di namakan cinta” yang selalu di idanmkan semua orang dengan memuja dewi semara.
“ajik aku membawa seorang gadis, yang begitu rajin sifatnya, hari-hari terus aku jalani dengan bertemu dengan dia di ladang sawah, aku ingin menjadikan ia pacar gusti Ajik” dengan bangganya Gusti berkata
“sebelum Ajik menyetujui kehendak kamu, Ajik harus tahu latar belakang wanita itu”ujar Ajiknya
Ajik Gusti merasa terkejut ketika mengetahui latar belakang gadis, seorang gadis desa yang hanya pendidikan putih biru, disana ajik Gusti dengan tegasnya melarang Gusti bertemu kembali dengan Gadis.
“Anakku, kamu ketahui kita dari kaum Bangsawan, sangat rendahkah jika kamu meminang gadis desa itu, dimana letakkan derajat kita!”
“maaf Ajik, cinta tidak memandang kasta”
“akan tetapi ajik bisa mencarikan gadis yang sederajat dengan kita”
“iya ajik, Gusti mengerti”
Ajik sontak bertepuk tangan. “Horeeee! Terima kasih Gusti. Terima kasih.
Gadis merasa terenggut jiwanya mendengar semua perkataan Gusti. Lupus sudah harapan Gadis, dia mencritakan semua kepada ibunya. Lelaki yang di harapkannya sudah berpulang, hanya ibunya yang dimiliki nya sekarang. Cinta hanya menjadi angan angan gadis.


                                                                                               

Tidak ada komentar:

Menyama Braya